Jawaban Filosofis dan Teologis Atas ‘Problem of Evil’

Juni 12, 2012 § Tinggalkan komentar

Oleh : Hamza Andreas Tzortzis

Dalam filsafat agama, natural atheology merupakan cabang filsafat yang mencoba membuktikan keyakinan teis (orang-orang yang percaya adanya Tuhan) adalah salah[1]. Salah satu argumen utama dan terkuat natural atheology adalah problem of evil (masalah kejahatan).

Problem of evil menyatakan jika Tuhan Mahakuasa dan Mahabaik itu ada, tidak mungkin Dia mengizinkan begitu banyak kepedihan dan penderitaan terjadi di dunia. Filsuf masyhur David Hume dalam ‘ Dialogues Concerning Natural Religion’ mengatakan hal serupa,

“Pertanyaan kuno Epikurus (filsuf yunani) sampai sekarang belum terjawab. Apakah Dia mau mencegah kejahatan, tapi tidak mampu? Berarti Dia tidak Mahakuasa. Apakah Dia mampu, tetapi tidak mau? Berarti Dia jahat. Apakah Dia mampu dan mau? Lalu dari manakah itu kejahatan? “[2] « Read the rest of this entry »

Mengapa Kita Membutuhkan Utusan Tuhan

Juni 8, 2012 § 1 Komentar

Memberitahukan siapa tuhan sebenarnya
Bila anda sependapat dengan saya bahwa Tuhan itu ada maka kita sudah memiliki satu jawaban bagi pertanyaan ini. Kita membutuhkan nabi untuk memberitahukan jati diri Tuhan. Hal ini adalah keniscayaan karena hanya dengan mengandalkan akal, kita tidak dapat menemukan siapa Tuhan yang sesungguhnya. « Read the rest of this entry »

Kemahakuasaan dan Kehendak Tuhan

Mei 31, 2012 § Tinggalkan komentar

Oleh: Hamza Andreas Tzortzis

Selama tur Islamic Awareness, saya menemukan ada beberapa pertanyaan yang biasa diajukan tiap ceramah dan presentasi. Saya rasa tentu bermanfaat bagi pembaca jika memiliki jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam tulisan pendek. Pertanyaan yang diajukan cukup bervariasi, di antaranya mengenai keberadaan Tuhan, sifat Tuhan, hukum Islam, dan akidah Islam. Dalam tulisan ini, saya mencoba menjawab dua pertanyaan yang sering muncul yang berkaitan dengan sifat Tuhan.

Pertanyaan-pertanyaannya yaitu:

1. Jika Tuhan Mahakuasa bisakah Dia melakukan apapun, termasuk menciptakan sebuah batu yang tidak bisa Dia gerakkan?
2. Bisakah Tuhan memiliki kehendak bebas (free will) jika Dia mengetahui segala sesuatu? « Read the rest of this entry »

Kebenaran, Demokrasi, dan Al Haqq

Mei 31, 2012 § Tinggalkan komentar

Kebenaran

Seorang polisi berusaha berusaha memecahkan sebuah kasus pembunuhan. Sedikit demi sedikit dia mengumpulkan saksi dan bukti yang berkaitan dengan kasus tersebut. Dia menyimpulkan Mr. X adalah pelakunya. Keluarga tersangka yakin bahwa Mr. X tidak melakukannya. Meski begitu, Mr. X dibawa ke pengadilan untuk disidang. Karena saksi dan bukti demikian kuat, maka Mr. X pun mengakui bahwa dia yang membunuh dengan alasan balas dendam karena pernah ditipu. Ia pun menyesali perbuatannya. Kebenaran terbuka, Polisi benar dan keluarga Mr. X salah. « Read the rest of this entry »

Batagor

Mei 26, 2012 § Tinggalkan komentar

Pada waktu-waktu tertentu, ibu saya pulang dengan membawa batagor. Ini karena tiap ibu saya dapat giliran mengisi ceramah di Jamika, ia pasti diberi oleh-oleh dari seorang ketua jamaah Persistri yang juga bos sebuah warung batagor. Ibu tersebut memang selalu membagi-bagikan batagor jualannya tiap pengajian di daerahnya.

Suatu waktu Ibu saya bertanya pada temannya itu, “Gimana sih ceritanya bisa sukses seperti ini?”

Teman ibu saya itu menjawab, “Kesuksesan sekarang itu penderitaan sepuluh tahun lalu.” « Read the rest of this entry »

Debat Mengenai Agama dan ‘Logika Berserah Diri’

Mei 24, 2012 § 2 Komentar

oleh: Hamza Tzortzis

Bulan lalu saya berpartisipasi dalam debat bertajuk ‘Dialogue With Islam’ dengan penulis dan filsuf terkenal Dr. Nigel Warburton. Bahasan debatnya adalah “Apakah Agama mendorong kebaikan atau kejahatan?”. Secara umum, saya pikir debat tersebut adalah pengalaman berharga.

Bagian saya adalah menyajikan agama, khususnya Islam, sebagai dorongan ‘kebaikan’. Saya mulai dengan menyajikan agama sebagai sebuah fenomena sosial, dengan cara ini kebanyakan penonton humanis/ateis yang tidak percaya landasan intelektual agama apapun, harusnya bisa menerima. Sesuai pertanyaan pembuka yang diajukan moderator, saya mulai berbicara tentang agama secara umum. Saya menghindari membahas keberadaan Tuhan atau upaya menunjukkan kompatibilitas intelektual dengan agama dan akal. Saya fokus pada pemahaman keyakinan agama itu sendiri dan bagaimana hal ini berkaitan dengan world view dan akibatnya terhadap perilaku individu dan sosial. Semua ini adalah topik diskusinya. « Read the rest of this entry »